Burung

Friday, March 14, 2014

Burung Pleci, Metode Perawatan Tanpa Voer

Burung kicauan dalam sangkar memang lebih afdol dibiasakan makan voer. Tujuannya untuk memudahkan kita dalam penyediaan pakan. Sebab, selain mudah didapatkan, pakan kering ini mengandung nutrisi dasar yang bisa dikatakan cukup lengkap.
Dalam praktiknya, tidak semua individu burung berkicau mau makan voer. Selain itu, ada juga pemilik burung (khususnya kalangan pemain) yang sengaja tidak menggunakan voer dengan alasan agar burung rajin bunyi. Bagaimana jika burung pleci tidak diberi voer? Apakah bisa mempercepat proses buka paruh dan makin gacor?



Untuk menanggapi pertanyaan apakah pleci yang dipelihara dalam sangkar bisa hidup tanpa voer, ya tentu saja jawabannya BISA. Bukankah di alam liar mereka juga tidak mengenal voer? Yang menjadi tantangan Anda adalah mampukah memberikan pakan alami tepat waktu dan sesuai dengan kebutuhan gizinya?
Untuk keamanan atau meningkatkan peluang hidup, memang disarankan menggunakan voer pada aneka burung kicauan, termasuk pleci. Tetapi jika kebetulan memiliki pleci yang susah ngevoer, meski sudah dicoba berkali-kali, boleh juga menerapkan perawatan pleci tanpa voer, seperti yang akan diuraikan Om Kicau dalam artikel ini.
Sebagian burung jawara memang dirawat tanpa pemberian voer sama sekali. Misalnya cucak hijau Histeris milik Agung Tattoo (Bali) yang saat ini tercatat sebagai cucak hijau terbaik nasional. Begitu pula dengan kacer Panglima Sumatera milik H Rico (Lampung), yang bahkan hanya full kroto. Atau murai batu Panglima milik Yongka Jambi yang juga dirawat tanpa voer.
Tetapi jangan salah, banyak juga burung jawara yang setiap hari rutin diberi voer, termasuk kacer Rincong Aceh milik M Khadafi (Lampung). Artinya, jangan ada kesimpulan bahwa burung tanpa voer akan lebih hebat daripada burung yang rutin mengkonsumsi voer. Ini sama seperti kandang umbaran, di mana sebagian burung jawara tidak pernah diumbar, dan sebagian lagi menggunakan kandang tersebut. Jadi, bijaklah dalam membuat kesimpulan,he.. he..
Dengan pertimbangan di atas, maka artikel perawatan pleci tanpa voer lebih ditujukan bagi pemilik burung yang selama ini kesulitan membiasakan burung mau makan voer. Namun, kalau ingin menerapkannya secara sengaja, Om Kicau menganjurkan untuk melakukannya pada burung yang baru dibeli dengan harapan nantinya lebih cepat buka paruh.
Bagaimana jika diterapkan pada pleci yang selama ini sudah ngevoer, lalu diubah tanpa voer? Meski Om Kicau tak menganjurkannya, siapa yang bisa melarang? Namun, seluruh risiko menjadi tanggung jawab Anda sendiri. Oke?
Perawatan harian pleci tanpa voer
Kenali karakter pleci agar pleci bisa tampil maksimal
Perawatan pleci tanpa voer, mengandalkan buah dan serangga.
Merawat pleci tanpa voer tentu bukan hal yang mudah, terutama bagi plecimania yang sibuk, sehingga tidak akan memiliki banyak waktu untuk memantau kondisi burung kesayangannya. Namun, kembali pada pakan alami bagi pleci, Anda bisa saja menyediakan nektar buatan seperti air gula campur madu, buah-buahan seperti pepaya, dan serangga.
Untuk itu ada beberapa metode yang bisa diberikan di sini, yaitu :
1.       Menggunakan buah-buahan, dengan tambahan serangga.
2.      Memanfaatkan tepung jangkrik / ulat hongkong kering yang dihaluskan.
3.      Menghilangkan buah-buahan, dan hanya memberikan pakan serangga.
Berikut rinciannya:
1. Menggunakan buah, dengan tambahan serangga
Cara pertama adalah memberikan buah-buahan, dengan tambahan pakan hidup berupa serangga. Cara ini paling popular di kalangan plecimania yang merawat momongannya tanpa voer.
Ketika Anda mendapatkan pleci dari kandang ombyokan di pasar burung, metode pertama ini dapat diterapkan. Karena burung sebelumnya tidak mengenal voer, Anda tak perlu repot melatihnya untuk makan voer.
Konsekuensinya, Anda harus memberikan pakan alami yang mirip seperti ketika mereka masih di alam liar. Jenis pakan yang bisa diberikan adalah:
·         Buah-buahan, misalnya pepaya, yang diberikan setiap dua hari sekali.
·         Kroto, diberikan setiap pagi sebanyak 1/2 sendok teh (sejumput kecil saja).
·         Setelah kroto, bisa diberikan ulat kandang (1 cepuk kecil). Ulat kandang bisa diberikan lagi sore hari, dengan porsi yang sama.
·         Ulat hongkong putih hanya diberikan sebagai selingan saja, yaitu setiap beberapa jam sekali.
·         Jangan lupa selalu menyediakan nektar buatan (air gula + madu).
Penjemuran dimulai pukul 06.00 hingga 10.00. Selanjutnya, burung dianginkan di teras sambil dipancing dengan menggunakan suara kicauan dari pleci yang ngerol melalui suara burung mp3.
2. Memanfaatkan tepung jangkrik atau UH kering
Metode kedua ini sebenarnya sama seperti yang pertama. Tetapi ada tambahan berupa tepung jangkrik dan / atau ulat hongkong kering yang sudah dihaluskan. Sediakan pula tulang sotong yang sudah digerus menjadi bubuk, lalu dicampurkan pada tepung jangkrik atau bubuk UH kering.
Jadi, dalam metode ini, burung tetap rutin diberi buah-buahan seperti pepaya, nektar buatan, kroto, maupun ulat kandang. Pemberian tepung jangkrik atau UH kering yang dihaluskan berfungsi memastikan kecukupan protein dan nutrisi dasar lainnya.
3. Menghilangkan buah, hanya memberikan serangga
Nah, untuk metode ketiga, kita benar-benar menghilangkan buah, dan hanya mengandalkan serangga. Memang berkesan mengingkari kebiasaannya di alam liar. Metode ini pernah dilakukan wawan.solo dan terbukti pleci yang didapatkannya dari ombyokan di Pasar Burung Pramuka dalam waktu seminggu sudah menunjukkan tanda-tanda buka paruh dan ngerol.
Berikut ini resepnya, yang pernah dibagikannya pula dalam sebuah thread di forum.kicaumania.or.id :
·         Pakan yang diberikan tiap hari adalah ulat kandang (1 cepuk) dan susu kental manis (1/2 cepuk pakan paling kecil untuk pleci. Khusus malam hari, susu diganti dengan madu. Pakan buah-buahan tidak diberikan sama sekali selama 1 minggu, atau hingga pleci mulai buka paruh.
·         Penjemuran dilakukan Om Wawan cukup ekstrem, karena dilakukan mulai pukul 05.00 hingga pukul 13.00.  Tetapi, menurut Om Kicau, jika sinar matahari cukup panas, sebaiknya penjemuran dihentikan setiap pukul 11.00. Apapun alasannya, penjemuran terlalu lama kurang bagus, dan belum tentu individu pleci yang Anda miliki sekuat pleci milik Om Wawan.
·         Pada malam hari, pleci tidak dikerodong. Semalaman dibiarkan berada di teras rumah dengan posisi agak tinggi.
Ada satu lagi yang dilakukan Om Wawan: membiarkan pleci di lantai setelah pukul 13.00, untuk dimaster. Pemasterannya juga lumayan ekstrem, karena speakerdiletakkan tepat di depan sangkar pleci, lalu audio suara kicauan pleci yang sudah ngerol diputar dengan volume sangat kencang.

No comments:

Post a Comment